A place to share about Chemistry and Chemical Analyst

Tata Nama Senyawa Kompleks

Tata nama senyawa kompleks dikembangkan karena banyaknya jenis senyawa kompleks yang bermunculan akhir-akhir ini oleh beberapa penelitian. Dahulu penamaan senyawa kompleks didasarkan pada warna yang bersangkutan. Namun sekarang ada standarisasi penamaan senyawa kompleks oleh IUPAC. Pemberian nama senyawa kompleks menurut IUPAC untuk senyawa kompleks sederhana mengadopsi sistem penamaan Stock dan Ewens-Basset.

ion senyawa kompleks
Cr(NH3)63+ diberi nama ion heksaaminakromium(III) atau ion heksaaminakromium(3+)

Inilah aturan tata nama senyawa kompleks:
  1. Jika senyawa kompleks bersifat molekuler atau netral, namanya ditulis hanya satu kata saja. Jika bersifat ionik, maka nama kation dipisahkan dan dituliskan lebih dulu kemudian diikuti nama anionnya seperti tata nama garam biasa.
  2. Nama ligan ditulis lebih dulu dan selanjutnya diikuti nama atom pusatnya. Untuk menyatakan banyaknya ligan dipakai awalan di, tri, tetra, penta, dan heksa. Untuk ligan yang kompleks (biasanya ligan organik) memakai awalan bis, tris, tetrakis, pentakis, dan heksakis.
  3. Jika ligan lebih dari satu macam, biasanya ditulis berdasarkan urutan alfabetik nama ligan, tidak termasuk awalannya.
  4. Ligan negatif mendapatkan akhiran "o" bagi nama kelompok aslinya yang berakhiran "at" maupun "it" dan akhiran "o (ido)" sebagai ganti akhiran "a (ida)" dari nama asli kelompoknya, sedangkan ligan netral sesuai nama molekulnya kecuali ligan-ligan khusus seperti H2O = aqua, NH3 = amina, CO = karbonil, NO = nitrosil.
  5. Nama atom pusat selalu diikuti langsung tanpa spasi dengan:
    • tingkat oksidasi yang ditulis dengan angka romawi di dalam tanda kurung kecil ()
    • muatan ion kompleks yang bersangkutan yang ditulis dengan angka arab yang diikuti tanda plus atau minus di dalam tanda kurung kecil ()
    • tingkat oksidasi (a) atau muatan ion (b) tidak perlu dituliskan jika penamaan menerapkan sistem stoikiometrik.
  6. Jika ion kompleks berupa anion, nama atom pusat diambil dari nama latinnya dengan akhiran "at" sebagai tambahan atau pengganti akhiran "um" atau "ium". Tetapi jika ion kompleks berupa kation atau kompleks netral, nama atom pusat sama dengan nama unsurnya.
  7. Alternatif lain adalah dengan menyebutkan proporsi stoikiometri entitas ion yang bersangkutan sebagai awalan pada kedua ionnya.

Berikut ini contoh penerapan tata nama senyawa kompleks:

Rumus MolekulNama Senyawa Kompleks

CaCl2.2H2O
kalsium klorida dihidrat (nama garam biasa)
K4[Fe(CN)6]kalium heksasianidoferat(II) atau kalium heksasianidoferat(4-) atau tetrakalium heksasianidoferat
[Cu(H2O)2(NH3)4]SO4tetraaminadiaquatembaga(II) sulfat atau tetraaminadiaquatembaga(2+) sulfat

[CoCl2(NH3)4]Cl
tetraaminadikloridokobalt(III) klorida atau tetraaminadikloridokobalt(1+) klorida
[Co(H2O)6]2+ion heksaaquakobalt(II) atau ion heksaaquakobalt(2+)
[Cr(NH3)6](NO3)3heksaaminakromium(III) nitrat atau heksaaminakromium(3+) nitrat
Co(py)2(NH3)2(NO2)2]NO3diaminadinitrodipiridinkobalt (III) nitrat
[Ni(en)3](SO2)trisetilendiaminanikel(II) sulfat atau trisetilendiaminanikel(2+) sulfat

Anda Sedang Membaca Artikel Tentang : Tata Nama Senyawa Kompleks. Buruan Bergabung Untuk Mendapatkan Kiriman Artikel Terbaru Dari Kimiawan Bolos Langung Ke Kontak Masuk.
Back To Top