Tata nama kimia adalah serangkaian aturan penamaan senyawa-senyawa kimia yang disusun secara sistematis. Tata nama kimia yang paling terkenal dan banyak dipakai adalah yang dibuat dan dikembangkan oleh
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
Jauh sebelum ilmuwan menemukan tata nama, senyawa kimia masih dinamai dengan nama-nama yang unik, seperti bauksit, asam cuka, karat besi, dan lain sebagainya. Namun seiring perkembangan zaman, telah berkembang rumus kimia seperti NaCl, C
12H
22O
11, and Co(NH
3)
6(ClO
4)
3. Namun demikian tetap harus ada sistem penamaan yang jelas untuk mengidentifikasi masing-masing senyawa. Di bawah ini terdapat tata nama senyawa biner yang perlu diketahui.
Aturan Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner logam dan nonlogam
Senyawa biner logam dan nonlogam kebanyakan adalah termasuk senyawa ion (ingat bahwa ikatan ion terjadi pada logam dengan nonlogam). Tata nama senyawa ion ditulis dengan menyebutkan nama ion positif diikuti dengan nama ion negatif.
NaCl |
|
| natrium klorida |
(NH4)2SO4 |
|
| amonium sulfat |
NaHCO3 |
|
| natrium bikarbonat |
- Tata nama ion positif
Ion positif monoatomik mempunyai nama sama dengan nama unsurnya.
Na+ | natrium |
| Zn2+ | zink |
Ca2+ | kalsium |
| H+ | hidrogen |
K+ | kalium |
| Sr2+ | stronsium |
Beberapa logam membentuk ion positif dalam lebih dari satu tingkat oksidasi. Satu metode untuk membedakan ion-ion tersebut adalah dengan memberi akhiran -i dan -at yang mewakili tingkat oksidasi rendah dan tinggi.
Fe2+ | feri |
| Fe3+ | ferat |
Cu+ | kupri |
| Cu2+ | kuprat |
Ahli kimia sekarang mempunyai metode yang lebih sederhana, yakni memberi muatan ion yang ditulis dengan angka Romawi setelah nama unsur (tanpa spasi).
Fe2+ | besi(II) |
| Fe3+ | besi (III) |
Sn2+ | timah(II) |
| Sn4+ | timah(IV) |
Cu+ | tembaga(I) |
| Cu2+ | tembaga(II) |
Ion positif poliatomik sering menggunakan tata nama umum yang diakhiri dengan -onium.
H3O+ | hidronium |
NH4+ | amonium |
- Tata nama Ion Negatif
Ion negatif yang terdiri dari atom tunggal dinamai dengan akhiran -ida setelah nama unsur.
F- | fluorida | O2- | oksida |
Cl- | klorida | S2- | sulfida |
Br- | bromida | N3- | nitrida |
I- | iodida | P3- | fosfida |
H- | hidrida | C4- | karbida |
Namun ada penamaan khusus yang tidak menggunakan kaidah di atas. Beberapa contoh adalah:
|
| ion -1 |
|
HCO3- | bikarbonat |
| HSO4- | hidrogen sulfat (bisulfat) |
CH3CO2- | asetat |
| ClO4- | perklorat |
NO3- | nitrat |
| ClO3- | klorat |
NO2- | nitrit |
| ClO2- | klorit |
MnO4- | permanganat |
| ClO- | hipoklorit |
CN- | sianida |
| OH- | hidroksida |
|
| ion -2 |
|
|
CO32- | karbonat |
| O22- | peroksida |
SO42- | sulfat |
| CrO42- | kromat |
SO32- | sulfit |
| Cr2O72- | dikromat |
S2O32- | tiosulfat |
| HPO42- | hidrogen fosfat |
|
| ion -3 |
|
|
PO43- | fosfat |
| AsO43- | arsenat |
BO33- | borat |
|
|
|
Senyawa biner nonlogam dan nonlogam
Senyawa biner yang terjadi antara nonlogam dan nonlogam sering disebut sebagai senyawa kovalen (terjadi karena ikatan kovalen). Tingkat oksidasi juga berperan penting dalam penamaan senyawa kovalen. Akhiran -ida ditambahkan setelah nama unsur pada tingkat oksidasi negatif.
HCl | hidrogen klorida |
NO | nitrogen oksida |
BrCl | bromin klorida |
Tingkat oksidasi positif harus ditulis terlebih dahulu, diikuti oleh tingkatkan oksidasi negatif. Jumlah atom unsur secara sederhana dapat diketahui dengan menambahkan awalan Yunani pada unsur.
1 mono- |
|
| 6 heksa- |
2 di- |
|
| 7 hepta- |
3 tri- |
|
| 8 okta- |
4 tetra- |
|
| 9 nona- |
5 penta- |
|
| 10 deka- |